WASHINGTON DC: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk memboikot Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 22–23 November 2025.
Trump menyatakan tidak akan mengirim satu pun pejabat AS untuk menghadiri forum internasional tersebut.
“Merupakan sebuah penghinaan besar bahwa KTT G20 diselenggarakan di Afrika Selatan,” katanya melalui akun media sosial pribadinya, Truth Social.
Keputusan kontroversial itu menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, termasuk Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang menyayangkan langkah Trump tersebut.
“AS harus mempertimbangkan kembali apakah boikot politik benar-benar berhasil. Berdasarkan pengalaman saya, boikot politik tidak efektif,” ucap Ramaphosa, dikutip Associated Press (AP), Kamis (13/11).
Pada September lalu, Trump sempat mengumumkan bahwa Wakil Presiden JD Vance akan mewakilinya hadir di KTT G20. Namun, pernyataan terbaru Trump menyebut bahwa tidak akan ada perwakilan AS sama sekali dalam pertemuan tersebut.
Dalam unggahan di Truth Social dan wawancara dengan media konservatif, Presiden berusia 79 tahun itu kembali melontarkan tuduhan lama bahwa etnis kulit putih Afrika Selatan (Afrikaner) tengah menghadapi “genosida sistematis.”
Tanpa bukti konkret, Trump menuding bahwa orang kulit putih di negara itu “dibunuh dan disembelih secara sistematis.”
Afrikaner adalah kelompok etnis minoritas kulit putih keturunan Belanda, Jerman, dan Prancis Huguenot yang datang ke wilayah Cape Colony pada abad ke-17 dan ke-18. Mereka berbahasa Afrikaans, turunan dari bahasa Belanda kuno yang kini menjadi salah satu bahasa resmi Afrika Selatan.